Minggu, 27 Juli 2008

About Cianjur


Kabupaten Cianjur, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta di utara, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi di barat. Kondisi cianjur berbukit-bukit atau dataran tinggi sehingga dikenal sebagai daerah gunung. Untuk itulah, kabupaten cianjur banyak mengembangkan sektoral ekonominya pada pariweisata misalnya yang ada di daerah cipanas dan puncak. Tidak semua daerah cianjur dataran tinggi, ada juga dataran rendah yang terletak di daerah cianjur selatan seperti kadupandak, cidaun, dan sindangbarang.


Cianjur terkenal dengan berasnya yang bernamab Pandan Wangi katanya beras asli Cianjur merupakan satu-satunya beras wangi yaitu beras asli Cianjur merupakan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di daerah lain dan menjadi trade mark Cianjur dari masa ke masa. Rasanya enak dan harganya pun relatif lebih tinggi dari beras biasa. Di Cianjur sendiri, pesawahan yang menghasilkan beras asli Cianjur ini hanya di sekitar Kecamatan Warungkondang, Cugenang dan sebagian Kecamatan Cianjur. Luasnya sekitar 10,392 Ha atau 10,30% dari luas lahan persawahan di Kabupaten Cianjur.

Demografi
Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %.
Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya diatas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Naringgul sebanyak 41.235 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara.


Pekerjaan Penduduk
Lapangan atau pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60%. dan pengiriman pembantu 30%.


Kepadatan Penduduk
Dengan kepadatan penduduk tidak merata:
63,90 % di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78 %
19,19 % di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25 %
17,12 % di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70 %

Agama
Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 98 %, sedangkan penduduk non muslim mencapai 2 %, dengan rincian sebagai berikut:
Penduduk beragama Islam = 1.893.203 orang (98 %)%
Penduduk beragama Kristen = 32.841 orang (1,7 %)
Penduduk beragama Budha dan Hindu = 5.796 orang ( 0,3 %)

Tingkat Partisipasi Usia Sekolah
Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %
Angka Pastisipasi Kasar SMTP mencapai 38,50 %
Angka Partisipasi Kasar SMTA mencapai 11,98 %

AYAM PELUNG


Ayam Pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik, yaitu suara berkokok yang panjang mengalun, pertumbuhannya cepat dan postur badannya yang besar. Secara fisik, ayam yang menjadi ciri khas Cianjur ini memang terkesan besar, beratnya saja bisa mencapai 5-6 kg untuk ayam jantan dewasa dan tingginya antara 40 sampai 50 centimeter. Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan sampai sekarang sebutan tersebut masih sering dipakai.


Sejarah Ayam PelungAda dua pendapat yang menyatakan tentang asal muasal dari ayam pelung ini. Pertama, ayam pelung mulai dipelihara dan dikembang biakan pada tahun 1850 oleh seorang Kiai bernama H. Djarkasih, seorang penduduk Desa Bunikasih, Kecamatan Warung Kondang. Suatu ketika ia bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana, yang merupakan putera Bupati Cianjur pertama. Dalam mimpi tersebut H. Djarkasih disuruh Eyang Suryakancana mengambil seekor ayam jantan yang disimpan di suatu tempat. Keesokan harinya saat sedang mencangkul di kebun, ia menemukan seekor anak ayam jantan yang besar dan tinggi. Kemudian ayam itu dipelihara dan setahun kemudian kokoknya terdengar enak dan berirama merdu.


Pendapat yang kedua, menyatakan bahwa pada 1940 seorang penduduk Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang yang bernama H. Kosim sedang bertamu kepada Gurunya. Saat itulah ia melihat seekor ayam betina sedang bersama anak-anaknya. Salah satu anak ayam tersebut terlihat berbeda, terlihat lebih besar, tinggi dan berbulu jarang. Kemudian ayam tersebut dipelihara dan dirawat dengan baik sehingga menghasilkan suara yang merdu.Kini ayam pelung sudah banyak dikembangbiakkan di daerah pedesaan di Cianjur. Untuk mendapatkan bibit ayam ini bisa datang ke Kecamatan Warungkondang, Pacet, Cugenang, Cianjur dan Cempaka. Sedangkan untuk mendapatkan ayam pelung yang sudah menghasilkan suara bagus, Anda harus merogoh kocek lumayan besar, karena harganya bisa mencapai 10-20 juta per ekor. Sedangkan untuk ayam betinanya yang masih berproduksi bernilai 500 ribu sampai 800 ribu. Harga yang tidak murah bila dibandingkan dengan ayam biasa. Tapi bagi yang hobi dan mencintai keunikan, harga ayam pelung ini sudah sebanding dengan kelebihannya.

TAUCO


Tauco adalah makanan khas dari cianjur yang terbuat dari fermentasi kedele dengan komposisi bumbu yang tertentu. Tauco adalah bumbu makanan yang terbuat dari biji kedelai (Glycine max) yang telah direbus, dihaluskan dan kemudian difermentasi. Penggunaannya yang umum adalah sebagai bumbu atau penyedap dalam membuat lauk pauk, misalnya ayam bumbu tauco.

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji
kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan
lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino
yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun
penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik
untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin)
sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan
tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti
keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai.
Tauco adalah salah satu jenis makanan tradisional yang khas, mempunyai nilai
gizi yang baik serta mempunyai aroma yang khas pula. Dapat digunakan
sebagai bumbu penyedap makanan.

Manisan Buah-buahan


Inilah dia makanan khas dari cianjur yang terbuat dari buah-buahan segar. Manisan yang berasal dari cianjur mempunyai keunikan tersendiri karena selain terbuat dari buah-buahan segar juga diracik dengan bumbu-bumbu tertentu yang mana daerah lain tidak memilikinya. Manisan yang diproduksi di bagi dalam 3 kelompok 1) Manisan Cair/basah (Mangga, Salak, kedondong) 2) Manisan Kering (Pala, Pepaya, Mangga, dll), 3) Manisan Setengah Kering (Cermai, Belimbing, Cheri dll).


Cara Pembuatan :
Manisan Cair : Buah di kupas, diiris-iris, dicuci dengan air bersih, basahi dengan air hangat kuku, keringkan sampai kering angin, diberi air gula (1 Liter air + 1 Kg. Gula Putih), 1 Kg buah membutuhkan ),5 Liter air Gula atau sampai terendam, kemudian dibiarkan minimal 3 hari, dan buah siap untuk dikonsumsi. Ketahanan manisan basah ini adalah 1 bulan.
Manisan Setengah Kering/Basah : Belimbing di press dibuang getahnya, diambil ampasnya, dimasak sampai mendidih, bila perlu tambah pewarna makanan. Lalu diberi gula dengan perbandingan 1 Kg belimbing + 1 Kg Gula, diberi air secukupnya (sampai terendam) lalu dimasak, bila gula sudah mengental diangkat. Manisan setengah basah tahan untuk 2 bulan
Manisan Kering : Buah di kupas, dimasak, ditaburi gula sampai kering (1 Kg Gula + 1 Kg buah). Manisan kering tahan selama 3 bulan.


Untuk mengantisipasi tidak musim buah, sementara pada musim buah, buah membanjir maka dilakukan stock buah yaitu dengan cara merendam dengan air garam 1 Liter air + 0,5 Kg garam, perendaman dilakukan antara 1 minggu s.d. 1 bulan. Sebelum digunakan stock dicuci dengan air bening lalu dengan air hangat.


Pemasaran dilakukan untuk daerah Purwakarta, Subang, Bogor, Bandung, Jakarta, Cianjur, tanpa menggunakan Label. Pemasangan label dilakukan oleh toko penjual manisan. Kalau untuk pemasaran di daerah cianjur terletak di sekitar area ramayana, jalan raya cianjur, jalan raya bandung (rawabango), dan sepanjang jalan cipanas serta puncak.